Posted by : Unknown Selasa, 02 April 2013





PENGERTIAN
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai
penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingiva
yang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan gigi.
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.
Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi
ketika koloni mikroorganisme berkembang.
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.
Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan
mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,
keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi
sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang
alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis.
Massler menyatakan bahwa gingivitis merupakan fenomena bifase. Pada anakanak
bersifat akut, sementara dan cenderung mengenai papila, sedangkan pada orang
dewasa bersifat kronis dan progresif. Hal ini sesuai dengan pengamatan klinis dari
Zappler yang melihat bahwa reaksi jaringan gingiva anak-anak terhadap gingivitis
lebih cepat dan jelas bila dibandingkan dengan orang dewasa. Cohen dan Goldman
melihat kecendrungan terjadinya hiperplasia papila.
Zappler dalam membandingkan struktur periodontal anak-anak dan dewasa telah
menyebutkan gambaran histologi jaringan periodonsium anak-anak sebagai berikut :
Gingiva
Lebih merah karena lapisan epitel yang tipis, zat tanduknya sedikit dan adanya
vaskularisasi pembuluh darah yang banyak.
Kurangnya stippling karena papila jaringan ikat dari lamina propria lebih pendek dan
lebih datar
Konsistensinya lunak karena kurang padatnya jaringan ikat dari lamina propria.
Sulkusnya relatif dalam.
Tepi-tepi menggumpal dan membulat dihubungkan dengan adanya hiperami dan
edema yang disebabkan proses erupsi gigi.
Sementum
Lebih tipis, kurang padat
Cenderung terjadi hiperplasia sementum pada bagian apikal dan epitel attachment.
Ligamen periodontal
Ruang ligamen periodontal lebih lebar
Serat-seratnya kurang padat dan jumlah seratnya kurang ditiap daerah
Terdapatnya pertambahan cairan jaringan yaitu aliran darah dan cairan getah bening
Tulang Alveolar
Lamina dura lebih tipis. Trabekula lebih sedikit.
Ruang sumsum lebih besar. Derajat kalsifikasi yang lebih rendah
Bertambahnya aliran darah dan cairan getah bening



KLASIFIKASI
Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan oleh Page
dan Schroeder terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini, Menetap dan Parah
Tiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap merupakan tahap pada
diagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan diagnosa periodontitis.
Klasifikasi penyakit periodontal secara klinik dan histopatologi pada anak-anak dan
remaja dapat dibedakan atas 6 (enam) tipe :
1. Gingivitis kronis
2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LPJ)
3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)
4. Periodontitis kronis
5. Akut Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)
6. Periodontitis Prepubertas
GEJALA KLINIS
Untuk mengungkapkan gejala-gejala penyakit periodontal dapat dinilai melalui
pemeriksaan secara klinis dan histopatologis.
1. Gingivitis Kronis
Prevalensi gingivitis pada anak usia 3 tahun dibawah 5 %, pada usia 6 tahun 50 %
dan angka tertinggi yaitu 90 % pada anak usia 11 tahun. Sedangkan anak usia diantara
11-17 tahun mengalami sedikit penurunan yaitu 80- 90 %.
Gingivitis biasanya terjadi pada anak saat gigi erupsi gigi sulung maupun gigi tetap
dan menyebabkan rasa sakit. Pada anak usia 6-7 tahun saat gigi permanen sedang erupsi,
gingival marginnya tidak terlindungi oleh kontur mahkota gigi. Keadaan ini
menyebabkan sisa makanan masuk ke dalam gingiva dan menyebabkan peradangan.
Terjadi inflamasi gingiva tanpa adanya kehilangan tulang atau perlekatan jaringan ikat.
Tanda pertama dari inflamasi adanya hiperamie, warna gingiva berubah dari merah
muda menjadi merah tua, disebabkan dilatasi kapiler, sehingga jaringan lunak karena
banyak mengandung darah. Gingiva menjadi besar (membengkak), licin, berkilat dan
keras, perdarahan gingiva spontan atau bila dilakukan probing, gingiva sensitif, gatal-gatal
dan terbentuknya saku periodontal akibat rusaknya jaringan kolagen. Muncul
perlahan-lahan dalam jangka lama dan tidak terasa nyeri kecuali ada komplikasi dengan
keadaan akut. Bila peradangan ini dibiarkan dapat berlanjut menjadi periodontitis.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Search

Popular Post

About Me

Followers

My Blog List

Total Pageviews

All about my blog """"""

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Followers

Featured Posts

- Copyright © 2013 SEMUA BOLEH TAHU -Windows8- Powered by Mascungkringg - Designed by johanes djogan -